Selasa, 04 November 2014

Memeriksa kondisi koil kendaraan

Pemeriksaan Koil Mobil

Koil adalah komponen system pengapian yang bekerja untuk menaikkan tegangan listrik dari aki, agar tegangan listrik menjadi besar untuk dialirkan ke busi. Penaikkan tegangan dari 12 volt menjadi +/- 18.000 volt ini dilakukan dengan prinsip induksi. Di mana terdapat 2 kumparan kawat, yaitu lilitan primer dan lilitan sekunder dalam 1 wadah koil. Pada rangkaian tertentu dilengkapi dengan resistor yang dipasangkan di dalam unit koil tersebut, namun ada juga yang resistornya terpisah dari koil dan dipasangkan di luar koil. Untuk koil yang menggunakan resistor di dalam koil, maka terminalnya terdiri dari 3 kaki terminal. Yang masing berkode ‘+’ (positif), ‘-‘ (negative), dan ‘B’ (Baterai). Pada contoh pemeriksaan koil kali ini adalah menggunakan koil berkaki terminal 3 yang artinya resistor menjadi 1 wadah di dalam koil. Untuk pemeriksaan koil di bawah ini tertuju pada pemeriksaan koil yang digunakan pada mobil.

Coil 3 kutup ( - ) , ( + ) dan ( B )

Coil 2 Kutup ( - ) dan ( + ) terdapat Resistor di luar


Langkah pemeriksaan koil :

  1. Lepas kabel tegangan tinggi dari koil
  2. Periksa tahanan primer koil atau lilitan primer. Setel multitester ke posisi Ohm dengan ukuran x 1 ohm. Lalu pasangkan kabel – kabel  multi tester ke terminal (+) dan terminal negatir (-)
  3. Tahanan koil primer (lilitan primer )  saat kondisi koil dingin : 1,35 – 2,09 ohm. Sedangkan saat koil kondisi panas: 1,71 – 2,46 ohm. Jika tahanan melebihi atau kurang dari ketentuan ukuran di atas, maka lilitan primer tidak baik. Untuk perbaikannya adalah ganti koil.


    Pemeriksaan Koil Mobil
  4. Periksa lilitan sekunder. Setel terlebih dahulu multitester ke x1 kilo ohm. Hubungkan kabel – kabel multitester ke terminal B dan terminal tegangan tinggi. Tahanan lilitan sekunder untuk kondisi dingin harus berkisar: 8,5 – 14,5 kilo ohm. Sedangkan untuk kondisi koil panas adalah 10,7 – 17,1 kilo ohm. Jika tahanan lilitan sekunder tidak berada dalam kisaran tersebut, maka koil harus diganti.Pemeriksaan Koil Mobil
  5. Periksa tahanan resistor. Setel kembali multitester pada x1 ohm. Ukur dengan multitester dengan cara menghubungkan kabel – kabel multitester ke terminal B dan terminal (+). Tahanan resistor pada koil dingin adalah 0,8 – 1,3 kilo ohm. Sedangkan pada kondisi panas 1,05 – 1,52 kilo ohm. Jika tahanan resistor tidak sesuai, maka koil harus diganti.
Pemeriksaan Koil Mobil

Koil dikatakan baik bila seluruh pengecekan di atas baik. Bila satu item pengecekan terjadi kerusakan atau dinyatakan tidak baik, maka koil tersebut harus diganti. Koil yang rusak dalam artian tidak memenuhi syarat ketentuan tahanan di atas, maka suplai tegangan yang dinaikkan oleh koil menjadi tidak maksimal. Akibatnya loncatan bunga api yang dihasilkan pun menjadi kecil. Dampak di mesin terasa dengan menurunnya tenaga mesin, yang diakibatkan pembakaran tidak sempurna dan tidak semua asupan bensin di ruang bakar terbakar. 

TCI Menggunakan Transistor Tegangan tinggi 
Skema lengkap klik : TCI High Voltase

TCI Igniter menggunakan Transistor Hyperfet IFXH50N60

Saat cari komponen elektronika iseng iseng main ke LTC Harco Glodok dan nongkrong di toko sparepart vanson, saat iseng liat lihat nemu Transistor bertuliskan kode IFXH50N60 bentuk kotak hitam atau yang lebih dikenal TO220 , coba cari di internet dan hasilnya ternyata Transistor ini type Hyperfet .
Tertarik lantas bayar bungkus dan buat Igniter lagi untuk percobaan ,..


Apaya hebatnya Hyperfet ini jika kita rangkai menjadi TCI Coil Igniter, setelah solder menggunakan PCB yang saya buat nggak perlu waktu lama jeng jeng bim salabim,...


dan berikut hasil jadinya heatsink di cat hitam untuk membedakan isi final powernya biar nggak ketuker dengan yang lain

Karena belum ada kendaraan yang mau diuji maka alat kami kirim ke Madiun sebagai bonus yang kebetulan pesan 5 pcs TCI Mosfet IRFP460.


Selamat Mencoba


Senin, 03 November 2014

Power MOSFET dan IGBT, Piranti Elektronika yang Saling Bersaing di Bidang Elektronika Daya

Pada tahun-tahun yang lalu, gelanggang piranti penyakelar daya (switching device) memang didominasi oleh transistor, juga SCR yang sulit untuk dimatikan serta bekerja relatif lambat. Kondisi ini mendorong para perancang di berbagai laboratorium pembuatan piranti semikonduktor seperti di Motorola, IR, APT, IXYS, Siemens, Samsung dan lainnya saling berlomba untuk menemukan piranti penyakelar yang memiliki kemampuan lebih baik. Sebagai hasilnya, di pasaran, kini muncul piranti penyakelar Power MOSFET dan IGBT yang saling bersaing.
Para rekayasawan yang berkecimpung di bidang elektronika daya pun kini dihadapkan pada suatu pilihan yang perlu lebih cermat dalam mempertimbangkan beberapa kriteria, saat harus memilih mana dari kedua piranti elektronik tersebut yang akan dipakai.
Tulisan ini membahas kinerja Power MOSFET dan IGBT serta proses pengembangannya sampai saat ini.
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Efect Transistor) maupun IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor), keduanya merupakan piranti atau komponen aktif pokok yang kini banyak digunakan dalam bidang Elektronika Daya; yakni UPS (Uninterruptible Power Supply), dan sistem pengendali daya/motor-motor besar di bidang industri.
Sebelum adanya kemajuan kinerja Power MOSFET, gelanggang penyakelar daya dulunya memang didominasi oleh BJT (bipolar junction transistor), dan SCR yang sulit untuk dimatikan (turn-off) dan lambat. Para perancang di berbagai laboratorium pembuatan piranti semikonduktor selalu berusaha menemukan piranti penyakelar (switching device) yang memiliki kemampuan lebih baik. Beberapa waktu kemudian, barulah dikembangkan MOSFET, dan berikutnya IGBT.
Sebenarnya, pasar pun pernah ditawari MCT (MOS-Controlled Thyristor), yang saat itu merupakan semikonduktor yang memiliki kinerja terbaik untuk daya tinggi dan tegangan tinggi, tetapi kenyataannya tak pernah menjadi populer. Kini pabrik-pabrik semikonduktor terus mengembangkan kedua piranti tersebut di atas menuju peningkatan dalam hal mempertinggi tegangan dadal (breakdown voltage), memperbesar kemampuan arusnya, dan memperkecil rugi penyakelaran atau peralihannya .
IGBT memang telah muncul sebagai pesaing bagi Power MOSFET konvensional yang beroperasi pada tegangan tinggi dan rugi konduksi yang rendah. Berbagai usaha telah dilakukan dalam tahun-tahun terakhir ini untuk dapat membuat penyakelar IGBT dapat bekerja seperti halnya MOSFET, sembari mendapatkan kemampuan yang setara dengan transistor daya bipolar, baik yang bekerja pada tegangan menengah maupun tegangan tinggi. Para pembuat IGBT memang sedang berusaha untuk membuat piranti elektronik ini menjadi pilihan alternatif yang menarik untuk rentang yang luas di bidang elektronika daya, tempat yang semula didominasi oleh power MOSFET dan transistor bipolar. Dampaknya, para rekayasawan yang berkecimpung di bidang elektronika dayapun kini dihadapkan pada suatu pilihan yang perlu lebih cermat dalam mempertimbangkan beberapa kriteria, saat memilih mana dari kedua piranti elektronik tersebut yang akan dipergunakan. Sebab, seri-seri baru kini terus bermunculan di pasaran, beserta masing-masing keunggulannya.

Struktur Dasar
Dalam pembuatannya, MOSFET dan IGBT menempuh langkah-langkah pemrosesan yang identik, namun masing-masing menempuh langkah yang berbeda dalam hal polaritas substratnya. Perbedaan langkah ini menghasilkan struktur MOSFET dan IGBT seperti dinyatakan pada Gambar 1a dan 1b. Untuk IGBT, strukturnya lebih kompleks, karena terdiri dari; sebuah MOSFET kanal -N, sebuah transistor NPN, dan sebuah FET junction yang mengemudikan transistor keluaran PNP. Label 'kolektor' dan 'emitor' dalam Gambar 1b dan 1c tersebut tampaknya memang menjadi rancu atau membingungkan, namun yang ditunjukkan itu sebenarnya adalah kolektor dan emitor transistor npn pada lambangnya.
Transistor bipolar PNP dan NPN dalam Gambar 1 membentuk sebuah SCR. Jika penguatan dari keduanya tersebut cukup tinggi, maka SCR akan dapat terkunci. Resistansi basis R berfungsi mencegah pengguliran dari kondisi saat menyambung (on). Secara prinsip, rangkaiannya dapat disetarakan dan direduksi sehingga menjadi seperti terlhat pada Gambar 1c. Struktur yang demikian ini dapat menawarkan yang terbaik dari dua kubu, yakni; impedansi masukan yang tinggi, yang merupakan ciri dari sebuah power MOSFET, dan tegangan saturasi yang rendah, yang merupakan ciri dari sebuah transistor bipolar.
Pada hakekatnya, MOSFET dan IGBT konvensional dibangun melalui proses DMOS (double diffused MOS), yang menggunakan teknik, yakni; suatu lapisan silikon epitaksi tebal yang dibangun di atas substrat silikon yang besar dan beresistansi tinggi. Namun demikian, pada tegangan dalam orde 1200 volt, ketebalan lapisan epitaksi serta resistansi kondisi menyambung pada piranti tersebut menjadi terlalu besar untuk tegangan yang setinggi itu. Dampaknya, harga piranti tersebut menjadi terlalu mahal. Kinerja yang jelek dan biaya yang lebih tinggi mendorong pabrik semikonduktor tertarik untuk mencoba usaha lain, misalnya saja, menghubungkan MOSFET dalam moda seri-paralel dan lain-lain.

Perbandingan Umum Antara Kinerja MOSFET dan IGBT
Perbandingan kinerja penyakelaran MOSFET dan IGBT secara singkat dinyatakan dalam Tabel 1. Untuk tujuan komparasi, Tabel 1 tersebut juga menyertakan pula perbandingannya dengan transistor bipolar. Besaran tegangan kolektor-emitor dalam kondisi menyambung atau jenuh (VCEsat) yang biasa digunakan untuk menggambarkan karakter suatu IGBT, dalam Tabel 1 tersebut ditranslasikan ke dalam besaran resistansi kolektor-emitor dalam kondisi menyambung (Ron).

Tabel 1. Perbandingan tiga piranti penyakelar daya untuk kemampuan (rating) yang setara
Karakteristik
MOSFET
IGBT
Bipolar
Kemampuan arus (A)
20
20
20
Kemampuan tegangan (V)
500
600
500
Ron (ohm)
Pada 25ยบ C
0,2
0,24
0,18
Ron (ohm)
Pada 150ยบ C
0,6
0,23
0,24
Waktu turun (nanodetik)
40
200
200
Dua fakta yang bersumber pada Tabel 1 tersebut adalah bahwa; pertama, transistor bipolar sangat lebih lambat daripada MOSFET. Secara prinsip, hal ini disebabkan oleh waktu gulir mati (turn-off) piranti bipolar yang lebih panjang. Kedua adalah resistansi saat kondisi menyambung (on-state) piranti bipolar yang relatif tak bergantung (bersifat invarian) terhadap temperatur, dibandingkan dengan adanya nilai koefisien temperatur yang tinggi pada MOSFET. Informasi koefisien temperatur ini merupakan pertimbangan penting dalam perencanaan batas aman thermal pada sistem-sistem yang berdaya tinggi.
Tabel 2 menyatakan perbandingan yang lebih umum mengenai karakteristik penyakelarannya. Disebabkan oleh struktur masukan gate-nya, MOSFET dan IGBT merupakan piranti elektronik yang dikemudikan oleh tegangan, dengan kebutuhan akan daya pengemudi yang relatif kecil saja. Sementara itu, pada transistor bipolar yang sifatnya dikemudikan oleh arus (arus keluaran dibagi oleh hFE), ia memerlukan pengemudi dengan daya yang relatif lebih besar.
Dalam hal kapasitansi masukan, untuk MOSFET dan IGBT, bergantung pada ratingnya (kemampuan arusnya). Kapasitansi ini dapat menjadi demikian besar, sehingga rangkaian pengemudinya dituntut memiliki kemampuan untuk mengisi dan membuang dengan cepat muatan kapasitansi yang besar ini.
IGBT tampaknya memang menawarkan rating kemampuan arus yang lebih baik. Namun demikian, kekurangan dan kelebihan masing-masing piranti yang tercantum pada Tabel 2 tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih salah satu di antara ketiganya.

Tabel 2. Perbandingan karakteristik piranti penyakelar daya
Karakteristik
MOSFET
IGBT
Bipolar
Tipe pengemudi
Tegangan
Tegangan
Arus
Daya pengemudi
minimum
Minimum
Besar
Tingkat kerumitan pengemudi
Sederhana
Sederhana
Cukupan atau sedang
Kemampuan arus pada nilai tegangan drop di ujung-ujung terminal piranti
Tinggi pada teg. rendah; rendah pada teg. tinggi
Sangat tinggi (terpengaruh oleh kecepatan penyakelaran)
Cukupan (sangat terpengaruh oleh kecepatan penyakelaran
Rugi penyakelaran
Sangat rendah
Rendah sampai sedang (dipengaruhi oleh rugi konduksi)
Sedang sampai tinggi (dipengaruhi oleh rugi konduksi)
Untuk mempertahankan nilai resistansi yang tetap rendah, pembuat IGBT membuat kemampuan arus yang lebih rendah untuk tipe yang lebih cepat. Sebagai contoh, Perusahaan International Rectifier (IR) di pasaran menawarkan tiga tipe IGBT; yakni tipe standar, cepat dan ultra cepat. IR mendeskripsikan kemampuan arus dengan perbandingan terbalik terhadap kecepatan penyakelarannya. Sementara itu VCE saturasinya naik berturut-turut untuk masing-masing tipe tersebut menjadi; 1,3 1,5, dan 1,9 volt.
Parameter terakhir dalam Tabel 2 tersebut adalah rugi penyakelaran (switching losses) , yang mencerminkan kecepatan penyakelaran dari ketiga piranti elektronik tersebut. Untuk MOSFET, baik transisi saat menyambung (turn-on) dan memutus(turn-off) sangat cepat. Sedang untuk IGBT, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa ada perimbangan dalam hal kecepatan penyakelaran versus kemampuan arus; jenis yang lebih cepat akan mengalami rugi konduksi yang lebih tinggi.
Waktu penyakelaran pada IGBT sebagian besar didominasi oleh waktu saat menyambung, sehingga secara garis besar membatasi penggunaannya dalam sistem yang beroperasi pada laju penyakelaran yang lebih rendah daripada 100 kHz.

Tabel 3. Perbandingan tegangan drop dan rating tegangan antara IGBT dan MOSFET pada kemampuan arus maupun luasan yang sama
Rating tegangan (Volt)
IGBT
100
300
600
1200
MOSFET
100
250
500
1000
Tegangan drop untuk 1,7 ampere per mm2pada temperatur 100ยบ C (Volt)
IGBT
1,5
2,1
2,4
3,1
MOSFET
2,0
11,2
26,7
100
Tabel 3 menunjukkan perbandingan IGBT dengan MOSFET dalam hal rugi konduksi yang dinyatakan dalam bentuk tegangan drop (tegangan yang terdapat pada kedua ujung terminalnya saat pirantai tersebut dalam keadaan menyambung) untuk kondisi kemampuan arus pada luasan (area) piranti maupun temperatur yang sama . Pada MOSFET, untuk kemampuan arus yang sama per satuan luasan silikon, resistansi dalam kondisi menyambung naik secara ekponensial terhadap rating tegangannya. Sementara itu, untuk piranti IGBT (yang dinyatakan dalam besaran tegangan kolektor-emitor jenuh ketimbang resistansi dalam kondisi menyambung) lebih mampu mempertahankan rugi konduksi yang rendah untuk semua rating tegangan. Dari Tabel 3 tersebut juga dapat diketahui bahwa MOSFET memiliki rating tegangan yang sedikit lebih rendah daripada IGBT.
Perbandingan MOSFET dan IGBT untuk luasan die (irisan tipis bahan semikonduktor yang dipakai untuk membuat transistor atau piranti semikonduktor lainnya) yang sama, secara grafis dinyatakan dalam Gambar 2. Pada Gambar 2, jelas tampak bahwa IGBT memiliki rugi pada kondisi menyambung lebih rendah. Grafik tersebut menunjukkan tegangan drop dalam kondisi menyambung untuk sebuah MOSFET dan dua IGBT hasil produksi IR untuk arus beban 10 ampere. Piranti yang memiliki rugi yang paling rendah dalam gambar tersebut adalah IRGBC40S, yakni IGBT tipe standar. Tipe ultra cepatnya; IRGBC40U menawarkan penyakelaran yang lebih cepat, namun rugi dalam kondisi menyambungnya juga lebih tinggi.

Perkembangan MOSFET dan IGBT
1. Perkembangan dalam KemasanBeberapa tahun yang lalu, sebagian besar MOSFET dan IGBT tegangan tinggi yang berkemampuan arus besar dikemas dalam kemasan diskret yang membutuhkan tempat yang besar sekali (istilahnya disebut high profile), maupun berbentuk modul-modul yang terdiri dari dua atau tiga piranti daya (misalnya bagian lengan dari sistem setengah rangkaian jembatan). Piranti-piranti ini mengendalikan kecepatan motor-motor yang besar ( multihorsepower) maupun dalam aplikasi-aplikasi daya besar seperti off-line (3 phase) uninterruptible power supply. Namun kini kemasan piranti telah berubah dan bergerak bergerak menuju ke bentuk low-profile, yakni berbentuk terintegrasi secara padat maupun ada yang berbentuk modul-modul hybrid. Piranti-piranti dengan kemasan seperti ini kemungkinan juga telah memuat penyearah jembatan gelombang penuh, jembatan setengah gelombang yang terdiri dari tiga FET atau IGBT, juga telah memiliki fast power diode ataupun catch and free-wheeling yang biasanya dipasang pada setiap penyakelar daya dan pengemudi-pengemudi MOS tegangan tinggi.
Tak peduli seberapa besar sumber dayanya, semua aplikasi sekarang ini memang menuntut efisiensi dan kemasan rangkaian kendali yang lebih kecil, yang untuk banyak pekerjaan daya tinggi, para penggunanya tidak perlu dirisaukan oleh keharusan untuk membuang panas yang dihasilkan oleh sistem-sistem kendali ini. Di lain pihak, pabrik-pabrik pembuat motor listrik sekarang inipun membutuhkan kemasan pengendali daya yang kecil, karena mereka ingin memasang rangkaian-rangkaian kendali itu di dalam motornya. Terutama untuk tipe-tipe motor baru yang membutuhkan rangkaian-rangkaian kendali yang canggih, termasuk untuk motor-motor reluktansi tersakelar dan tipe tanpa sikat (brushless). Tentu saja sistem kendalinya menjadi hangat ataupun bahkan panas jika dipasang di dalam motor, yang bahkan pada motor-motor yang didinginkan dengan kipas angin sekalipun. Memang lokasi seperti bukan merupakan tempat yang mudah untuk membuang panas, apalagi pada FET yang berdaya dan bertegangan tinggi, yang dirancang untuk memperoleh pembuangan panas yang cukup memadai.
Dalam hal usaha untuk memperoleh drop tegangan maju (forward) yang lebih rendah, pengembangannya adalah menuju kemasan-kemasan baru yang dapat menampung irisan silikon yang lebih besar dalam luasan piranti yang sama. Usaha terakhir pabrik semikonduktor IXYS dalam arena ini adalah apa yang mereka sebut sebagai kemasan TO-247 'tanpa lubang', yakni mengeliminasi lubang yang biasanya disediakan untuk menyekrupkan pirantinya, yang membuat IXYS dapat meletakkan lebih banyak silikon dalam kemasan tersebut sehingga kemampuan arus keluarannya dapat ditingkatkan sampai 50%. Dua piranti pertama yang diluncurkan ke pasar dalam kemasan model ini adalah IGBT dengan rating 600 dan 1200 volt, masing-masing pada 75 dan 10 ampere, yang juga memiliki ketahanan terhadap hubung singkat.
Sementara itu, pabrik semikonduktor APT (Advanced Power Technology) menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda untuk mengemas MOSFET tegangan tinggi yang diproduksinya. APT menyelipkan batangan silikon sebesar mungkin ke dalam kemasan. Sebagai contoh, pada FET 500 volt yang menggunakan teknologi D3PAK (tipe surface mount yang eivalen dengan TO247)) dan kemasan TO-247 yang memiliki resistansi dalam kondisi menyambung sebesar 200 miliohm dapat turun sehingga menjadi 170 miliohm pada piranti produk terbaru mereka. Sedang resistansi pada FET 500 volt dalam kemasan TO-227 telah turun dari 60 ke 50 miliohm.
Pabrik lainnya; yakni IR memproduksi FET tipe low-gate-charge, juga IGBT jenis WARP-speed dalam kemasan daya tipe surface mount baru yang disebut SMD 10. Kemasan tipe ini juga digunakan untuk FET 500 volt/40 ampere maupun WARP-speed IGBT 600 dan 1200 volt pada rating 95 dan 65 ampere. Pada saat sekarang ini, low-charge FET tersedia dalam kemasan TO-220 dan TO-247.

Setelah membaca uraian tentang IGBT Mosfet juga sedikit tentang Transistor Darlington, pilihan apakan yang akan anda gunakan untuk TCI anda? Harga Komponen efisiensi atau..... Terserah anda ...


Daftar Pustaka 

1.            Wojslawowicz E, Jack (Harris Corp.). "Understanding Third-Generation IGBT SwitchCharacteristics", Asian Electronics Engineer, May 1995.
2.            Travis, Bill., "MOSFETs and IGBTs Differ in Drive Methods and Protection Needs" EDN Asia, Sept. 1996.
3.            Bindra Ashok., "Silicon Direct Bonding Infuses Speed in High-Voltage IGBTs", Electronic design, May, 13. 1998
4.            Goodenough Frank., "High-Voltage Power Switch; They're Faster and More Efficient", Electronic design, July 7, 1997 q
Oleh : Drs. Sunomo, mengajar di Jurusan Elektro FPTK IKIP Yogyakarta


TCI menggunakan High Transistor 
Skema Terbaru klik : TCI High Voltase

DIY Transistor Igniter mengunakan IGBT 50N60 50A/600V

Penasaran dengan transistor jenis IGBT sabtu 1-nov blusukan lagi ke harco cari transistor jenis IGBT ini dan ketemu 1 Pce Type 50N60 walaupun harga relatih lebih mahal dari pada mosfet dan transistor biasa demi eksperimen tebus juga IGBT ini, setelah tes dan masih berfungsi baik kemudian beli komponen pendukung yang lain seperti BD140 , resistor , heatsink dan lain lain.

Data Teknis IGBT 50N60 seperti berikut :



Nggak sabar sampai rumah langsung ambil PCB solder dan jeng jeng ....




Cek alat menggunakan lampu dan berhasil baik kemudian proses asembling memasukan dalam box 


Dan setelah selesai hasilnya adalah seperti gambar dibawah ini 


Dan waktu yang dinanti nanti tiba, coba pasang di kijang super pekerja keras pengangkut sampah yang lalu lalang tiap hari ke kantor ambil sampah di kantor

Baca juga : Pengapian Transistor
Skema Terbaru klik : TCI High Voltase